Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2017

Membedah Politik Toleransi Dalam Pandangan Islam

By: Khoirul Taqwim Ketika mendengar istilah kata toleransi, tentunya merupakan sebuah kata yang penuh keindahan dan menyejukkan hati, tetapi kalau toleransi sudah menjadi bumbu-bumbu politis, sudah tentu itu menjadi berbeda makna. Karena toleransi sudah menjadi topeng dalam permainan politis, untuk tujuan menghindari dari kesalahan yang diperbuat maupun  kesalahan dalam bentuk lain. Cerita toleransi tidak pernah ada habisnya menyajikan sebuah kedamaian di tengah-tengah keberagaman, namun kalau istilah toleransi sudah menjadi kata politis, tentunya dibalik kata toleransi penuh dengan ambisi kepentingan. Sehingga kata toleransi yang sesungguhnya penuh dengan ikatan tepa selira, berganti menjadi kata permainan yang menguntungkan sepihak golongan gara-gara toleransi sudah dimainkan dalam ranah permainan politis. Lalu seperti apa bentuk permainan politik istilah toleransi? Seperti seseorang yang menebar kebencian, baik masalah sara maupun masalah lain, tetapi di saat akan d

Tiga Wajah Islam Nusantara

By: Khoirul Taqwim Islam Nusantara dalam kehidupan masyarakat Asia Tenggara sudah mengakar dan mendarah daging dalam budaya masyarakat. Sehingga masyarakat Asia Tenggara dapat hidup penuh dengan kedamaian dan ketenteraman saat menjalankan ibadah agama, tetapi di saat Islam Khilafah dan Islam liberal hadir di tengah-tengah realitas kehidupan masyarakat Asia Tenggara, ternyata membuat kegaduhan, Mengingat Islam Khilafah dan Islam liberal tidak sejalan dengan nafas kehidupan masyarakat Asia Tenggara. Keberadaaan Islam Nusantara mempunyai tiga wajah yang penuh kedamaian dalam tatanan kehidupan masyarakat Asia Tenggara. Sehingga keberadaan Islam Nusantara begitu membahagiakan bagi perjalanan ke-agamaan masyarakat Asia Tenggara dalam menjalankan ajaran Islam, tentunya disebabkan Islam Nusantara sangat menghargai kearifan lokal dalam membangun nilai-nilai kemanusiaan. Inilah kelebihan Islam Nusantara dalam menjalankan sebuah roda ke-agamaan yang sangat inklusif di saat membangun ca

Islam Nusantara Jawaban Dari Islam Khilafah Maupun Islam Liberal

By: Khoirul Taqwim Ketika membicarakan Islam Nusantara seolah-olah pikiran dan jiwa kita di ajak untuk terbang menuju Asia Tenggara. Mengingat Islam Nusantara tumbuh kembang  bersama nafas kehidupan masyarakat Asia Tenggara dalam melakukan berbagai aktivitas keagamaan Islam yang penuh kedamaian dan persaudaraan, tetapi akhir-akhir ini setelah memasuki  zaman pasca reformasi  keberadaan Islam Nusantara di gempur habis-habisan melalui Jaringan Islam Khilafah maupun Jaringan Islam liberal. Berangkat dari permasalahan yang terjadi setelah zaman memasuki era pasca reformasi, keberadaan Islam Nusantara mendapatkan tantangan dari paradigma pemikiran Islam budaya global yang terhimpun dengan berbagai jaringan Internasional, untuk menggempur keberadaan Islam Nusantara di wilayah Asia Tenggara. Lalu muncul pertanyaan sanggupkah Islam Nusantara menghadapi gempuran Jaringan Islam Khilafah maupun jaringan Islam Liberal? Nah! dari sinilah Islam Nusantara di uji dalam mempertahankan dan

Perang Idiologi Islam di Kawasan Asia Tenggara

By: Khoirul Taqwim Asia Tenggara menjadi target pemahaman idiologi Islam Khilafah maupun Islam liberal, tentunya dengan tujuan pemahaman Islam Khilafah maupun Islam liberal dapat terwujud di tengah-tengah realitas kehidupan masyarakat Nusantara. Sehingga dengan demikian terjadi benturan idiologi Islam Khilafah dengan Islam liberal, dan tentunya kedua idiologi itu dengan segala cara terlebih dahulu menjinakkan gagasan-gagasan dari idiologi Islam Nusantara. Asia Tenggara merupakan kekuatan yang masih menjaga kearifan lokal dengan berbagai keberagaman yang dimilikinya. Sehingga gagasan Islam Khilafah maupun Islam liberal berusaha terus menerus melakukan berbagai aksi, mulai dari aksi tulis menulis sampai aksi pergerakan di lapangan, tentunya untuk mewujudkan sebuah gagasan idiologi yang ingin di capai di kawasan Asia Tenggara. Paradigma Islam Khilafah maupun Islam liberal terus menerus berusaha menjinakkan pemahaman Islam Nusantara. Karena dengan menjinakkan

Islam Khilafah Bukan Dari Al-Qur’an

By: Khoirul Taqwim Islam Khilafah yang di dengung-dengungkan sebagian pemikir umat Islam di anggap sebuah ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur’an, tentunya itu merupakan sebuah kebohongan besar. Nah! dari sinilah perlu ulasan yang lebih detail di balik kebohongan para pemikir Islam Khilafah dalam mendengungkan tentang negara dan bangsa yang berdasarkan Islam Khilafah. Sebelum membaca lebih lanjut tentang  Islam Khilafah bukan dari Al-Qur’an, terlebih dahulu menyusun pertanyaan sederhana, kenapa Islam Khilafah yang di anggap pemerintahan beradasarkan syari’at Islam adalah kebohongan besar? Karena sudah jelas tidak ada satupun ayat Al-Qur’an yang jelas-jelas menerangkan tentang Islam Khilafah dalam Al-Qur’an. Namun ada sebagian pemikir umat Islam yang menganggap Islam Khilafah sebagai ajaran Islam, tentunya itu sebatas tafsir politis yang jauh dari kebenaran. Mengingat agama Islam yang begitu besar dengan sumber daya manusia yang sangat luar biasa, para pemikir Islam Khilaf

Kujemput Syahidku

By: Khoirul Taqwim Tanah lapang berkobar menjadi abu Kota-kota sudah rata dengan tanah Sementara desa-desa sudah hancur luluh lantak Sedangkan tempat bersembunyi telah tiada Saat itu aku mulai membulatkan tekad Demi firman dan sabda Saat terjadi angkara murka disuatu negeri Maka syahid kan kujemput Sebagai pengabdian jiwa pada Ilahi Tangisan bayi terdengar begitu kencang Tetesan darah membasahi tanah lapang Sementara anak-anak tak terhitung nyawa telah hilang Sungguh kepedihan telah melanda disuatu negeri Angkara murka telah menjadi-jadi Ketakutan sudah menjadi keseharian hidup Maka saat itu syahid kan kujemput Biar nyawa hilang dari jasadku Biar tubuh akan hancur seketika Namun demi firman dan sabda Resolusi jihad telah menyatu dalam jiwaku Kujemput syahidku Saat bumi bermandikan darah Saat air mata pecah tak terbendung di alam semesta Maka tatkala itu resolusi jihad Menjadi jalan kehidupan dalam menentang kedzaliman Dinegeri berbalut angkara murka Sungguh kujemput syahidku Bersam

Islam Nusantara Dalam Perspektif Islam

By: Khoirul Taqwim Kajian Islam Nusantara sudah menjadi bagian dari Ke-Ilmuan di berbagai dunia kampus. Mengingat Islam Nusantara begitu fenomenal untuk menjadi bahan pembahasan, apalagi Islam Nusantara merupakan sebuah keniscayaan di tengah-tengah keberagaman masyarakat, tentunya tak lepas dari pemahaman masyarakat Nusantara tentang ajaran Islam yang di bawa oleh para da’i dalam menyebarkan ajaran Islam di kawasan Nusantara. Islam Nusantara lahir dari paradigma pemikiran tentang realitas kehidupan masyarakat dalam memberikan sebuah jawaban dan mempraktekkan tentang ajaran Islam. Sehingga Islam Nusantara lebih kental dengan kearifan lokal. Karena ajaran Islam Nusantara yang di bawa para da’i, baik para da’i dari luar kawasan Nusantara maupun para da’i dari kawasan Nusantara itu sendiri. Semua tak lepas dalam penyebaran ajaran Islam dengan melihat realitas kearifan lokal dalam penyebaran agama Islam. Sebenarnya, keberadaan Islam Nusantara hanya sebuah istilah untuk memuda

Islam Khilafah Dalam Pandangan Islam

By: Khoirul Taqwim Islam Khilafah sudah menjadi pembahasan yang tidak asing lagi di berbagai kehidupan masyarakat luas, baik dari kehidupan masyarakat bawah sampai dari kehidupan masyarakat atas. Hingga sampailah menjadi perdebatan sengit tentang Islam khilafah dalam pembahasan dari berbagai sudut cara pandang para sarjana-sarjana barat maupun para sarjana-sarjana timur. Sehingga Islam Khilafah merupakan sebuah realitas yang tidak hanya tumbuh kembang dalam kehidupan sebagian    masyarakat Islam Nusantara, tetapi Islam Khilafah telah menjadi fenomena bagi realitas kehidupan masyarakat di seluruh belahan dunia. Keberadaan Islam Khilafah dianggap sebuah keniscayaan yang diwujudkan melalui pendirian negara yang berdasarkan aturan-aturan yang menjadi pola pikir para pengusung Islam Khilafah. Sehingga Islam Khilafah berusaha memberikan pemahaman tentang ajaran Islam dalam menerjemahkan di tengah-tengah realitas kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara, untuk mewujudkan negara K